Rabu, 06 Mei 2009

Pernikahan Rani Tak Pernah Dilaporkan ke RT


                                           Gambar : Rumah Rani Juliani

JAKARTA, KOMPAS.com — Sewajarnya jika seorang warga menggelar acara penting seperti pernikahan, maka pengurus RT atau RW setempat akan diundang. Namun tidak demikian dengan Endang M Hasan (45), ayahanda Rani Juliani. Saat menikahkan putri ketiganya dengan Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, ia tidak memberitahukan kepada pejabat RT/RW setempat.


"Waktu Pak Endang menikahkan Rani, sebenarnya saya tahu. Tapi saya enggak diundang, makanya saya enggak datang," terang M Sidik, Ketua RT 01/4 Kampung Kosong, Kelurahan Penanggungan Utara, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Ia mengetahui rencana pernikahan yang terjadi pada pertengahan tahun 2007 itu dari warga lain.

Sebenarnya pria paruh baya ini juga bertanya-tanya mengapa ia tidak diberi tahu, jika alasannya nikah siri, ia menerangkan ada beberapa warganya yang juga melakukan nikah siri tetapi tetap memberitahukan kepadanya. "Penasaran sih sebenarnya, tapi yah saya diamkan saja, saya kan pengurus RT yang wajib memberitahu itu warga saya," terang dia.

Sidik menceritakan, saat itu yang menjadi wali nikah adalah Endang, ayah Rani sendiri, dan yang menjadi penghulu adalah seorang pemuka agama yang bernama Amil Sanjaya. Warga sekitar memanggil Nasrudin dengan panggilan Pak Zul.

Ketua RT ini mengaku tidak pernah bertegur sapa dengan Nasrudin. Ia mengetahui sosok Nasrudin saat kakak pertama Rani bernama Erwin menikah. Pada saat itu, ayah Rani mengenalkan Nasrudin sebagai suami Rani. Kala itu, Sidik dan Nasrudin duduk berhadap-hadapan tetapi tidak saling bertegur sapa.

"Saya ngobrol dengan orang lain, dia ngobrol dengan orang lain. Saya rasa dia juga enggak tahu kalau saya ini ketua RT, beda kali yah orang besar enggak mau kenal orang kampung seperti saya," ujarnya. Ia juga mengaku jarang melihat Nasrudin menyambangi rumah keluarga Rani, mungkin hanya sesekali dalam seminggu dan tidak bermalam di sana.

Di mata Sidik, orangtua Rani cukup terbuka dengan masyarakat sekitar. Jika ada kegiatan warga, mereka sering bergabung. Sidik menuturkan, dara berusia 22 tahun itu memang jarang bergaul, ia memperkirakan penyebabnya mungkin saja karena Rani terlalu sibuk dengan aktivitasnya.

Mengenai pernikahan Rani, warga lainnya bernama Neng (36) menuturkan, pada waktu itu Nasrudin hanya datang seorang diri. Agar terlihat ada keluarga yang menemaninya, Nasrudin didampingi oleh keluarga jauh dari pihak Kuswati, ibunda Rani.

"Oom Zul itu orang Makassar. Saudara mamanya Rani juga ada yang orang Makassar jadinya ditemani. Waktu itu yang bawa seserahan ada dua mobil,” kenangnya. Neng menuturkan, warga lain tidak banyak yang tahu akan hal itu, ia mengetahuinya karena sudah bertetangga lama dengan kelurga Rani sehingga kenal dengan keluarga besarnya.

Warga RT 03 RW 4 ini juga menerangkan, pernikahan Rani tidak dilakukan secara besar-besaran, hanya sebatas selamatan tetangga dekat. "Waktu pagi-pagi ada akad nikah dan selamatan ibu-ibu, yang hadir juga sekitar 20 orang. Kalau malam-malamnya ada acara selamatan bapak-bapak," ujar dia.

Setelah menikah, Rani tetap tinggal dengan orangtuanya, Nasrudin pun hanya sesekali menengoknya. Saat ditanyakan perihal kehamilan Rani telah empat bulan seperti banyak diberitakan media cetak Ibu Kota, Neng membantah hal itu. "Sebelum keluarga Rani meninggalkan rumahnya sekitar beberapa bulan yang lalu, mamanya Rani bilang kalau Rani belum hamil, saya enggak tahu kok ada yang bilang kalau Rani sudah hamil empat bulan," terang dia.

Rani Juliani adalah anak keempat pasangan Endang M Hasan (45) dan Kuswati (40). Selama ini Rani bekerja di Lapangan Golf Modernland, Cipondoh, Kota Tangerang. Kedekatan Rani dan Nasrudin dimulai dari perkenalan mereka di arena permainan golf itu. Namun, cinta keduanya harus berakhir setelah timah panas menembus kepala Nasrudin. Sejak tersiar kabar kematian Nasrudin, Rani dan keluarganya seperti hilang ditelan Bumi. Rumahnya pun dibiarkan kosong.

Belakangan polisi mengatakan, Rani dan keluarganya meminta perlindungan kepada polisi terkait kasus tersebut. Kematian Nasrudin masih penuh tanda tanya meski mulai tampak titik terangnya. Sembilan tersangka telah ditangkap dan di antaranya terdapat Antasari Azhar, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kini nonaktif. Benarkah hanya dugaan cinta buta antara Antasari dan Rani hingga Nasrudin dibunuh?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar