Kamis, 07 Mei 2009

Rani Juliani Dapat Ancaman ( akan di ) Bunuh


RANI Juliani ternyata menjadi sasaran teror sebelum insiden penembakan Nasrudin Zulkarnain (14/3). Pengakuan itu disampaikan caddy golf Modern tersebut setelah dijemput Satuan Reskrim Polres Metro Tangerang dari rumahnya pada 15 Maret lalu. Rani diamankan polisi karena terkait tewasnya direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) itu. 

Sehari setelah penembakan, Rani, 22, beserta orang tuanya, Endang M. Hasan, 67 dan Kuswati, 60, langsung disembunyikan di Markas Polres Metro Tangerang. Ketika diperiksa, Rani mengaku ketakutan dengan ancaman pembunuhan dari orang tak dikenal. Ancaman itu disampaikan via SMS dan telepon. 

Menurut Rani, ancaman dan teror juga diterima suami sirinya, Nasrudin, sebelum penembakan. "Karena Rani mendapat teror, baik melalui SMS dan telepon, polisi berinisiatif langsung mengamankan saksi kunci pembunuhan ini beserta kedua orang tuanya," terang sumber dari Polres Metro Tangerang. 

Sumber yang juga penyidik itu menyimpulkan, Rani akan dihabisi setelah Nasrudin ditembak di dalam mobil BMW B 191 E di Perumahan Modernland, Kelapa Indah, Pinang, Tangerang, Sabtu (14/3). ''Teror itu terjadi saat Nasrudin juga menerima teror dari orang yang sama," jelasnya. 

Menurut perwira polisi itu, sebelum peristiwa penembakan, Nasrudin berniat melaporkan ancaman pembunuhan tersebut ke Komisi III DPR RI. Tapi, niat itu diurungkan karena dilarang mertuanya, Endang M. Hasan dan Kuswati. Saat itu kedua mertuanya mengatakan, kalau kasus tersebut dilaporkan ke DPR RI, kemungkinan peluang penyelesaiannya kecil. Endang beralasan kalau dia orang kecil. 

Namun, Nasrudin sempat tidak sependapat dengan mertuanya. Saat itu Nasrudin mengatakan akan bertanggung jawab terhadap nasib Rani. Bahkan, mengutip keterangan Rani saat pemeriksaan, karena kesal, Nasrudin sempat mengucapkan siap mati. 

Sementara itu, terkait pengamanan keluarga Rani selama 52 hari, kepolisian telah mengeluarkan dana besar untuk membiayai kehidupan mereka. "Semua biaya hidup sehari-hari Rani dan kedua orang tuanya, mulai makan hingga tempat tinggal beserta perlengkapannya, ditanggung polisi selama masih dalam perlindungan kami," katanya. "Kakak dan adik Rani tidak kami amankan. Tapi, keadaan mereka diawasi," ungkapnya. 

Saat ini Rani dan orang tuanya masih ada di Jakarta. "Kami ingin perlindungan itu sampai kasus ini disidangkan," ungkapnya lagi. Saat ini Rani dan orang tuanya dalam pengawasan ketat polisi yang berjumlah empat orang sekali berjaga yang dibagi dalam dua sif. Penjagaan mahasiswa semester 2, STMIK Raharja Tangerang itu dipercayakan kepada seorang perwira berpangkat inspektur satu yang sehari-hari bertugas di Polda Metro Jaya. "Rani tidak akan terlacak karena persembunyiannya berpindah-pindah," tegasnya.

Sementara itu, kakak kandung pertama Rani, Erwin Budiriansah, 39, membantah ada hubungan cinta antara Antasari Azhar dan adik kandungnya. Dia mengatakan, hubungan Rani dengan Antasari sebatas rekan bermain golf dan caddy. "Rani sering bercerita kepada kami kalau dia memang mengagumi Antasari karena profesinya, ketua KPK," ujarnya. 

Kakak laki-laki Rani yang tinggal di Jalan H Ridan, Poris Plawad, Cipondoh, Tangerang, itu mengungkapkan, Rani senang dengan Antasari Azhar lantaran pria berkumis warga Kompleks Giri Loka 2, Perumahan BSD, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) itu kerap membongkar korupsi dan menangkapi koruptor. 

sumber :  jawapos.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar