Rabu, 06 Mei 2009

Nasrudin Kenalkan Istri Ketiga sebagai Anak Angkat


Sempat ''menghilang'' 49 hari setelah majikannya ditembak mati (14/3), Suparmin alias Parmin, 42, sopir pribadi Nasrudin yang sempat diamankan aparat Polda Metro Jaya, akhirnya bercerita tentang bosnya yang juga direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB). 

Pria berperawakan gemuk itu kepada Indopos (Jawa Pos Group) mengatakan masih trauma terhadap penembakan bosnya. Parmin -setelah hampir 1,5 bulan selalu dikawal reserse lantaran ada ancaman pembunuhan- baru dipulangkan polisi ke rumahnya kemarin siang. 

''Kalau dengar bunyi pintu, jantung saya berdegup keras,'' kata Parmin saat disambangi koran ini di kediamannya, Perumahan Teratai Griya Asri, Blok G4-1, RT 18/04, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, kemarin. Seolah ingin melupakan insiden penembakan Nasrudin, Parmin ragu-ragu saat menceritakan mantan majikannya tersebut. 

Pria yang baru setahun bekerja kepada Nasrudin mengemudikan BMW silver B 191 E itu mengatakan selalu mendampingi korban ke mana pun. ''Yang sering ke lapangan golf,'' ungkapnya. 

Selain di padang golf Modern, Tangerang, Nasrudin kerap bermain di Jakarta dan Bogor. Misalnya, di Royal Jakarta, Gunung Geulis, dan Pondok Indah. ''Tapi, memang sering di padang golf Modern,'' tegas suami Sri Lestari Ningsih, 29, itu. 

Pada hari nahas sebelum terjadinya penembakan, Nasrudin sempat bermain bersama tiga koleganya, Seno, Saiful, dan Bagio, petinggi di salah satu perusahaan asuransi. ''Itu kali terakhir Bapak (Nasrudin, Red) bermain golf,'' ujarnya. 

Seminggu sebelum ditembak mati, menurut Parmin, Nasrudin hampir setiap hari merumput di lapangan golf. Dia pernah mengantarkan pada Selasa (10/3) memukul di padang golf Modern; Rabu (11/3) dan Kamis (12/3) di Bogor Raya, dan Sabtu (14/3) kembali ke Modern saat peristiwa maut terjadi. Padahal, lanjut Parmin, biasanya Nasrudin hanya bermain dua kali pada akhir pekan. 

''Bapak memang penggila golf,'' ungkapnya. Selain bermain golf, Nasrudin kerap mendatangi rumah Rani Juliani yang berlokasi di Jalan KH Maja, Kebon Kosong, RT 01/04, Panunggangan, Pinang, Kota Tangerang. Kedatangannya juga dilakukan nyaris setiap tiga hari, terutama pada akhir pekan setelah bermain golf. 

''Sumpah, saya baru tahu Rani itu istri siri Bapak (sebutan Parmin untuk Nasrudin, Red) setelah di kantor polisi, saat disodori surat pernikahan siri pada 2007,'' ujarnya lagi. Selama ini Parmin hanya mengenal Rani sebagai anak angkat Nasrudin. Hal itu dikatakan Nasrudin saat Maret 2008 Parmin menjemput Rani di Supermal Karawaci, Tangerang, setelah berbelanja. 

''Saat itu Bapak memperkenalkan Rani sebagai anak angkatnya. Lagi pula, Rani memanggil Papa dan Bapak memanggil Nak,'' ungkap bapak tiga anak itu.

Parmin juga mengatakan tidak tahu apa pun yang dikerjakan Nasrudin bersama Rani di rumah. Pria bertubuh subur itu juga salut lantaran Nasrudin bisa menyembunyikan rahasia pernikahan sirinya. ''Bahkan, istri Nasrudin (Arinda Herawati, Red) juga tidak tahu kalau suaminya nikah lagi,'' katanya. 

Saat ditanya apakah Nasrudin kenal dengan Ketua KPK nonaktif Antasari Azhar, Parmin memastikan kenal. ''Lima kali saya ingat datang ke Kantor KPK di Kuningan. Saat itu Bapak membawa map. Tapi, saya tidak tahu isinya,'' tuturnya lagi. 

Parmin juga menegaskan, Nasrudin mempunyai hubungan yang luas dan akrab dengan petinggi negeri ini. Hal itu dibuktikan bukan hanya bermain golf dengan para petinggi perusahaan, tapi juga dengan pejabat negara. Bahkan, Parmin dua kali mengantarkan Nasrudin ke kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla, Istana Wapres, pada 2008.

Istri kedua Nasrudin, Arinda Herawati, 30, shock setelah mendengar tewasnya sang suami karena hubungan asmara. Wanita yang tinggal di Perumahan Banjar Wijaya Blok 50, No 2, RT 02 RW 07, Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, itu stres. Bahkan, selama beberapa hari ini, mantan pramugari Garuda tersebut dikabarkan tengah menjalani terapi stres di Bandung, Jawa Barat. 

"Kasihan ibu (Arinda, Red), jiwanya terguncang. Saat ini, dia tengah menjalani perawatan di salah satu pesantren untuk menenangkan diri," kata Parmin. "Bukan hanya Ibu Arinda yang stres. Saya juga ikut stres dan akan mendatangi psikolog untuk melakukan terapi," tambah Parmin. 

Pria berbadan tambun itu juga mengatakan, Arinda sejak Minggu (3/5) pergi ke Bandung. "Bu Arinda ke Bandung pakai mobil Kijang Innova B 7 HJ diantar sopir pribadinya," ujar Parmin. 

Apalagi, masih menurut Parmin, selama ini Arinda tidak tahu bahwa sang suami telah menikah siri dengan Rani Juliani. Selama ini, ungkap Parmin, Arinda hanya tahu bahwa Rani merupakan anak angkat Antasari Azhar. 

Parmin juga mengaku kasihan kepada Arinda lantaran keluarga Nasrudin di Makassar menganggapnya menjadi penyebab utama sang suami meninggal dunia. "Terus terang, saya sangat kasihan dengan Arinda. Padahal, dia dan Pak Nasrudin tidak pernah sama sekali mengalami cekcok, apalagi sampai bertengkar. Selama satu tahun saya bekerja di rumah itu, tidak pernah dengar satu pun suara bentakan. Hubungan keluarga itu baik-baik saja," katanya.

Dari hubungannya dengan Nasrudin, Arinda memiliki dua orang putra yang masing-masing bernama Andi Marsha, 7, kelas II SD, dan Andika Lista atau Didi yang berusia 1,8 tahun. Sementara itu, Princes, 9, kelas 5 SD, merupakan anak angkat. 

Setelah ayahnya tewas ditembak, Andika Lista dikabarkan sakit. Pasalnya, dia sangat disayang Nasrudin. "Setiap mau berangkat kerja, Pak Nasrudin harus mengajak Didi naik mobil mengelilingi kompleks dua kali putaran, baru dia berangkat ke kantor. Karena tidak ada bapaknya, anak itu sakit," tutur Parmin yang sempat diamankan polisi selama 49 hari setelah penembakan tersebut. 

Selain menikah siri dengan Rani Juliani, 22, Nasrudin menikah secara sah dengan Arinda Herawati yang tercatat sebagai istri kedua. Istri pertamanya Sri Martuti, 44, warga Jalan Wijaya Kusama No 24, Jatibening I, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. 

Dari hasil perkawinan dengan karyawan pegawai Departemen Luar Negeri (Deplu) itu, Nasrudin mendapatkan satu orang anak dan satu anak angkat yang saat ini keduanya masih duduk di bangku sekolah dasar. 

sumber : jawapos (din/ind/jpnn/iro) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar